Bali Punya Semua Potensi, Wamen Ekraf Tekankan Penguatan Digital dan Ekosistem Kreatif

Bali Punya Semua Potensi, Wamen Ekraf Tekankan Penguatan Digital dan Ekosistem Kreatif

MKO, Kementerian EKRAF RI Gianyar, 24 Juni 2025 — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, menegaskan pentingnya keberpihakan pemerintah pusat terhadap inisiatif lokal dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif. Hal ini disampaikan dalam dialog terbuka bersama para pegiat ekonomi kreatif di Gianyar, Bali—wilayah yang dikenal sebagai simpul budaya dan kreativitas yang tumbuh organik dari masyarakatnya.


“Kita tidak bisa lagi membangun dari atas ke bawah. Pemerintah harus mendengar, memahami, lalu menjembatani kebutuhan dan semangat teman-teman di daerah yang sudah lebih dulu bergerak,” ujar Wamen Ekraf Irene Umar, dalam diskusi di Kila Bistro Ubud, Bali.


Dalam suasana santai tetapi produktif, Wamen Ekraf berdialog dengan perwakilan komunitas, akademisi, pengusaha lokal, dan pemerintah daerah. Forum ini menjadi ruang penjaringan langsung terhadap gagasan, tantangan, dan potensi dari lapangan.


Dialog ini sejalan dengan visi ekonomi kreatif sebagai _the new engine of growth_ bagi Indonesia, yang kekuatannya justru bertumpu pada komunitas dan potensi daerah.


Dalam forum ini, Kementerian Ekraf mencatat sejumlah potensi yang perlu difasilitasi lebih lanjut—mulai dari optimalisasi Balai Banjar sebagai pusat kreatif masyarakat desa, hingga pentingnya transformasi digital di sektor musik dan kriya.


Wamen Ekraf menyambut baik gagasan ini dan menilai pentingnya kolaborasi antara seniman, pengembang perangkat lunak, dan industri kreatif digital untuk menghadirkan solusi yang relevan secara budaya sekaligus kompetitif secara global.


Kementerian Ekraf melihat peluang besar dari usulan tersebut dan mendorong kolaborasi lintas subsektor untuk memperkuat produk budaya digital sebagai salah satu penggerak ekonomi kreatif masa depan.


Wamen Ekraf juga menyoroti pentingnya memanfaatkan Balai Banjar sebagai _creative hub_ lokal yang terbukti menjadi ruang belajar kriya, kuliner, seni pertunjukan, hingga produksi budaya secara turun-temurun. Menurut Wamen Ekraf, pembangunan ekonomi kreatif tidak bisa hanya bertumpu pada infrastruktur baru, melainkan harus berpijak pada penguatan ekosistem yang sudah hidup.


“Bali punya semua: budaya, talenta, cerita, komunitas, bahkan jalur ekspor. Yang kita perlukan adalah penguatan ekosistem—dari regulasi, promosi, hingga transformasi digital. Dan itu tidak bisa dilakukan sendiri,” tegas Wamen Ekraf.


Aspirasi dan inisiatif dari Gianyar akan menjadi masukan strategis dalam arah kebijakan ekonomi kreatif nasional. Wamen Irene menekankan, pembangunan ke depan harus dimulai dari kekuatan komunitas dan keberlanjutan budaya—bukan semata dari infrastruktur.


Seniman musik digital asal Bali, I Gede Yudistira Sudirana, menyoroti belum adanya plugin digital buatan Indonesia untuk instrumen tradisional seperti gamelan. Saat ini, komposer lokal masih bergantung pada VST _(Virtual Studio Technology)_, perangkat lunak untuk mensimulasikan suara instrumen, yang mayoritas diproduksi di luar negeri.


“Digitalisasi itu bukan semata teknologi, tapi cara menjaga keberlanjutan budaya. Kalau kita bisa bikin VST gamelan sendiri, itu bukan cuma efisiensi, tetapi kedaulatan budaya,” jelas Sudirana.


Turut mendampingi Wamen Ekraf dalam forum ini, Direktur Fesyen Kemenekraf, Romi Astuti, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar. Turut hadir pula pemangku kepentingan dari unsur akademisi, komunitas, pelaku usaha, pemerintah daerah, dan media.


*Kiagoos Irvan Faisal*

*Plt. Kepala Biro Komunikasi*

*Kementerian Ekonomi Kreatif / Badan Ekonomi Kreatif*


Untuk informasi terkini terkait Kementerian Ekonomi Kreatif, 

kunjungi *https://ekraf.go.id/news*

Komentar

Halaman

"Kejam, Kades Tegal Wangi Menes Diduga Aniaya Anak Dibawah Umur Dengan Tendangan Serta Pukulan"

Seorang warga desa gunungsari kac sukanagara kabupaten Cianjur Jawa Barat, mengadakan ambulan geratis untuk masyarakat

PENGANIAYAAN ANAK DI BAWAH UMUR OLEH OKNUM KADES TEGAL WANGI, PANDEGLANG — KUASA HUKUM DESAK TINDAKAN TEGAS

Klarifikasi Kasus ABG "Ngamar" di Rumah Kades: Versi Kades Dipertanyakan, Korban Mengaku Dianiaya Tanpa Alasan

Diduga Galian C Ilegal Yang Berada Di Link Milik H. R Tidak Kantongi Perijinan Resmi dan Menduga Gunakan Solar Ilegal Dalam Pekerjaannya