SIDRAP, MEDIAKOTAONLINE.COM
-- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror hingga Kamis (20/12), masih bertahan di Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Sidrap. Hari ketiga kedatangan pasukan elite Mabes Polri ini, belum terlihat adanya upaya penyisiran dan lokalisasi pada titik-titik yang dicurigai sebagai tempat persembunyian kelompok teroris.
Aktivitas warga setempat juga berjalan normal, seperti hari-hari biasa. Tim Densus tampak hanya bertahan di pinggiran desa.
Tidak ada pergerakan mencolok yang mereka lakukan. Warga desa, para pedagang, petani dan arus bolak-balik kendaraan, dari dan menuju desa, berjalan seperti biasa.
Kepala Desa persiapan Kalempang H Waji, mengungkapkan, kedatangan Densus tidak diketahui pasti, kapan dan untuk tujuan apa. Ia sendiri, tidak mengetahui persis di mana mereka berada sekarang.
"Tidak ada pemberitahuan ke kami. Tidak ada juga imbauan maupun instruksi khusus dari mereka kepada warga desa. Jadi kami tetap beraktivitas normal seperti biasa," ujar H Waji, kepada mediakota, Kamis (20/12).
Menurut pria berperawakan sederhana ini, ia tidak tahu persis informasi adanya pergerakan kelompok teroris di desanya. Selama ini, tidak ada kelompok pendatang yang terlihat melakukan aktivitas mencurigakan.
"Memang ada pendatang sejak setahun lalu. Mereka membuat perumahan, semacam pondok di pinggiran desa," ungkapnya.
Namun, kelompok ini menurut H Waji, tidak tampak seperti gerombolan teroris. Mereka lebih sebagai perantau yang datang membuka lahan dan mencari penghidupan baru di Desa Kalempang.
"Mereka hanya berkebun, beternak kambing. Sering juga adakan pengajian. Ya, yang saya lihat biasa-biasa saja. Pengajiannya juga seperti pengajian biasa, tidak ada yang aneh-aneh," tuturnya.
H Waji mengaku sudah pernah menemui kelompok warga pendatang ini, bersama kepala dusun.
Sebelumnya dikabarkan, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror mencium adanya pergerakan baru teroris di Desa Kalempang dalam sepekan terakhir. Kelompok teroris ini diduga masih satu mata rantai dengan jaringan Poso dan Solo.
"Densus memang sudah di Sidrap. Kemungkinan mereka mendeteksi pergerakan teroris. Tetapi belum ada konfirmasi resmi sampai hari ini," ujar Kapolres Sidrap AKBP Anang Pujianto, sehari sebeloumnya.
Anang mengaku tidak mendapat banyak informasi tentang pergerakan teroris yang tengah diburu Densus 88. Kedatangan Densus sendiri tidak secara langsung mengonfirmasi tujuan operasi mereka di Sidrap.
Informasi yang dihimpun, Densus 88 berada di wilayah Sidrap, sejak Selasa 8 Desember. Informasinya, tim elite Mabes Polri ini akan menggerebek sebuah desa di Kecamatan Pitu Riawa, tepatnya Desa Kalempang.
Di desa paling utara di Kabupaten Sidrap ini, dikabarkan menjadi jalur pelarian terduga teroris jaringan Solo. Intelijen setempat juga melaporkan, beberapa hari sebelumnya, terdeteksi adanya kelompok tak dikenal memasuki Sidrap, melalui Pelabuhan Parepare.
Hanya saja, kelompok ini masih diselidiki, apakah terkait dengan jaringan teroris Solo atau tidak.
Densus kini berkonsentrasi di pinggiran desa Kalempang. Dalam dua hari terakhir, belum ada rencana pergerakan atau penyergapan oleh Densus.
Densus menurut kabar, datang dengan dipimpin seorang berpangkat kombes. Hal ini juga dibenarkan oleh kapolres. "Saya lupa siapa namanya yang pimpim tim itu, yang jelas dia berpangkat kombes dari Mabes Polri," ungkapnya.
Akan tetapi Anang memastikan, kedatangan Densus mengembang sebuah misi rahasia negara.
Wilayah Sidrap memang merupakan daerah yang dianggap paling strategis karena secara geografis berada di tengah-tengah wilayah Toraja dan Parepare. Desa Kalempang sendiri merupakan salah satu pedalaman cukup terpencil dengan populasi penduduk yang lebih kecil di banding desa-desa di Kecamatan Pitu Riawa.
Informasi yang beredar, puluhan orang terduga jaringan teroris ini sedang berada di sebuah kebun milik salah satu warga di desa itu. Mereka diduga tengah menyusun rencana penyerangan di sejumlah titik pada malam Natal dan Tahun Baru.
Mereka ditengarai merencanakan upaya teror pada malam Natal yang dirangkai pertemuan kepala daerah se-Indonesia di Tana Toraja. Hajatan ini akan dihadiri 33 gubernur dan dibuka Presiden SBY.
Salah seorang warga setempat juga mengakui, kelompok pendatang itu sudah setahun lebih berkebun cokelat, langsat dan durian di Desa Kalempang. Akan tetapi sejauh ini, tidak ada aktivitas yang mencurigakan yang mereka lakukan.
"Begituji, pengajian-pengajian saja. Tapi katanya Pak Desa seringji pantau ke sana. Tidak ada yang mencurigakan," tuturnya.
Terpisah Bupati Sidrap H Rusdi Masse, meminta kepada warga Desa Kalempang tetap beraktivitas seperti biasa, dan tidak terpengaruh oleh isu-isu terorisme. Soal adanya kelompok pendatang di desa tersebut, ia berharap tidak serta merta dikonotasikan terkait jaringan teroris.
"Namun tetap harus waspada jika ada orang luar yang menyebarkan doktrin-doktrim radikal soal agama. Kepala desa saya harapkan berperan aktif memantau warganya," pinta Rusdi.
Menurut dia, isu masuknya kelompok teroris ke Sidrap belum benar adanya. Kedatangan Densus juga belum dikonfirmasi secara jelas, sehingga diharapkan masyarakat tidak buru-buru menyimpulkan apa-apa.
"Saya juga sudah dengar Densus di sana. Tapi kan belum jelas untuk apa. Belum ada konfirmasi soal keberadaan mereka," imbuh Rusdi.
Polda Bantah Keberadaan Teroris Di Sidrap.
Kabar pengejaran teroris oleh Tim Densus 88 di Desa Kalempang, Sidrap, hingga kemarin belum diketahui oleh Polda Sulselbar. Bahkan, Polda ragu kebenaran informasi keberadaan Densus di desa tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar AKBP Endi Sutendi, yang dikonfirmasi disela-sela acara penandatanganan MoU terkait penanganan tindak pidana pilgub di Hotel Aston, Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis (20/12) mengatakan, informasi kedatangan Densus masih simpang siur. "Informasi soal kelompok teroris di Sidrap tidak benar. Kalau ada tentu personel sudah kami kerahkan ke sana," kata Endi.
Terkait batalnya kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Tana Toraja dalam rangka membuka Rakernas Gubernur se-Indonesia, karena terciumnya rencana teror di acara tersebut, menurut Endi, tidak benar.
"Belum ada informasi itu. Kalau ada pasti aparat setempat langsung melaporkan ke Polda Sulsel. Tapi buktinya, belum ada informasi yang masuk, jadi itu tidak benar," katanya.
Endi menjelaskan, soal kedatangan presiden memang belum sepenuhnya benar. Karena dari konfirmasi istana, yang dijadwalkan membuka acara ini adalah Menteri Dalam Negeri.
Kepala Satuan Tim Gegana Brimob Polda Sulsel Kombes Polisi Ramdani Hidayat, juga membantah adanya pengejaran teroris ke Desa Kalempang, Sidrap. Menurutnya, pihaknya tidak mendapat konfirmasi sama sekali soal itu.
"Informasi dari mana itu, kami asyik-asyik aja di Makassar," ucapnya.
Komentar
Posting Komentar