RIBUAN WARGA PADATI PANGGUNG SENI BUDAYA TATAR SUNDA & CIREBONAN
Purwakarta, media kota
Ribuan warga Purwakarta pada sabtu malam lalu
(08/06) padati gelaran seni tradisional tatar sunda dan cirebonan. Mereka
tampak antusias menyaksikan puluhan panggung berjajar sepanjang jalan sudirman
pasar jumat hingga ke situ buleud. Pemandangan ini merupakan salah satu
rangkaian hari jadi kabupaten ke 45 dan purwakarta ke 182, pada tahun 2013 ini.
Berbagai panggung menyuguhkan penampilan
para seniman se Jawa Barat yang membawakan jenis seni tradisi diatas panggung
yang mereka bawa ditiap daerahnya. sebut saja seni tari Topeng dari indramayu,
seni Benjang dari kota Bandung, Singa Jaipong dari Subang, Akrobat Dangdut dari
Majalengka, Tari Topeng Cirebon dan tentunya dari Purwakarta sendiri.
Selain penampilan para seniman, acara juga
diisi dengan wisata kuliner yang memang rutin digelar setiap malam minggu ini.
berbagai stand hidangan makanan disediakan. Kebanyakan merupakan makanan
tradisional, seperti sate maranggi plered purwakarta, surabi, simping kaum
purwakarta hingga memang makanan dan minuman modern.
Suasana kota purwakarta juga nampak indah
di malam hari, dengan penataan berbagai ukuran dan bentuk lampion yang sengaja
di pasang sepanjang jalan protokol di purwakarta. ini merupakan upaya artistik
pada hari jadi purwakarta yang bertajuk Kemilau Cahaya Purwakarta Istimewa.
Sementara warga yang berkunjung ke lokasi
ini dinyamankan dengan leluasanya hilir mudik sepanjang lokasi pagelaran, sebab
pihak kepolisian menutup dan mengalihkan arus lalu lintas di persimpangan kebon
jahe menuju Situbuleud dan Jalan Tengah.
Suasana lebih semarak nampak terlihat
ketika bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.SH yang didampingi Kapolres Purwakarta,
Slamet Hariyadi dan beberapa pejabat Pemkab, hadir menemui dan menyaksikan
gelaran tersebut.
Puluhan seniman yang sedang manggung
terlihat lebih akrab dengan Bupati, tatkala Bupati tanpa ragu, ikut menjadi
bagian dari mereka dengan mengambil peran sebagai seniman didalamnya, dan
berdialog bersama.
Menurut bupati, perlu ada ruang bagi para
seniman mengekspresikan bakat seninya. Dan itu perlu perhatian dari pemerintah
daerah. jika ini dilakukan, regenerasi seniman akan terjadi dengan alamiah
tanpa harus terjadi punahnya sebuah produk budaya. Terkecuali itu, yang perlu
dilakukan pelaku seni, adalah membuka wawasan akan formula berkesenian yang
bisa diterima masyarakat. “Masyarakat sekarang polanya sudah berubah. Untuk itu
berkesenianpun perlu membuka ruang wawasan para pelakunya agar bisa diterima masyarakat“
jelas bupati.
Lebih jauh bupati menilai, antusiasme
warga ini menggambarkan bahwa seni budaya tradisi masih mendapat tempat di hati
masyarakat Purwakarta. kerinduan mereka bisa terobati dengan pagelaran yang
semacam ini.
Namun begitu, bupati berharap, warga Purwakarta
dapat memaknai gelaran ini bukan hanya sekadar tontonan semata, melainkan
secara menyeluruh memaknai seni budaya tradisi sebagai nilai luhur yang harus
tetap dijunjung dalam keseharian, termasuk bagi bupati, budaya menjadi sumbu
pembangunan yang selama ini dijalankan. “untuk itu, menjaga kebersihan, hidup
berdampingan, silih asah silih asih dan silih asuh yang menjadi falsafah sunda,
harus menjadi spirit dalam hidup, termasuk bagi saya dalam melahirkan kebijakan
pembangunan” pungkas Bupati.
Sementara wartawan Kompak disela-sela
pesta meminta pendapat kepada Nining (22) warga Panorama mengaku cukup terhibur
dengan event ini. gadis asal kebumen ini, selain merasa terhibur, seni
tradisional yang ditampilkan juga cukup mendidik. “Saya jadi tahu apa saja seni
dan budaya yang ada di sunda dan cirebon. Ga kalah ko dengan budaya asing”
jelas Nining.
Juga kepada, Agus (20) seorang pedagang
Ayam Goreng Sindangkasih yang menjadi bagian dari pedagang wisata kuliner,
mengaku omzet penjualannya melonjak hingga 3 kali lipat. Di hari biasanya, Agus
mengaku rata-rata hanya mendapat 200 hingga 300 ribu rupiah, namun saat acara
wisata kuliner, penjualannya bisa mencapai 900 ribu rupiah. “sekarang acara
hari jadi, saya sudah dapat 1 juta rupiah, alhamdulillah”, pungkas agus..(UA)
Komentar
Posting Komentar