SURAT TERBUKA UNTUK BADAN PERTANAHAN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN
Dengan telah berakhìrnya tahun
2013, maka bersama ini kami mohon kesediaan Bapak untuk mau membantu kami dalam
peroiehan data tentang, sejak bulan Januari hinga Desember 2013 berapa jumlah
buku sertipikat yang telah diterbitkan oleh pihak BPN Kabupaten Pandeglang
Banten. disamping terkait buku sertipikat kapling PER Sawit dan Karet, khususnya
yang areal lahannya ada diwilayah Selatan Kabupaten Pandeglang yang telah diterbitkan
oleh pihak BPN Kabupaten Pandeglang berapa jumlah sesungguhnya.
Sedangkan terkait dengan 170 buku
Sertipikat milik petani Sawit warga masyarakat Desa Cipinang Kec.Angsana
Kabupaten Pandeglang, dimana didalamnya terdapat 60 buku sertipikat warga masyarakat
yang telah dikuasai oleh Sdr.Zaenal Hun (Enjen), yang lalu dikabarkan ke-60
buku sertipikat tersebut katanya telah dijualnya kepihak PT.GAL, hingga membuat
timbulnya pertanyaan apakah ke-60 buku sertipikat tersebut oleh pihak PT.GAL
atau siapa pun adanya telah dibalik nama kepemilikannya?
Hal ini kami anggap perlu
dikarenakan adanya sengketa yang berkepanjangan sejak program PLR Sawit dan
Karet digulirkan kedaerah Selatan Kabupaten Pandeglang yaitu tahun 80-an,
hingga terbitnya SK Bupati Pandeglang Drs.H.Yitno dengan No.525/147-Pem/1989
tgl.20 Maret 1989 dan SK Pimpro PT.Perkebunan-XI Drs.H.E.Kosim Sukanda dengan
No.X/BI/SN/845/1990 tgl.30 Juli 1990, tentang Penunjukan KK Tani Peserta
Proyek. Setahun kemudian atau disekitar tgl.20 Maret 1999 pihak BPN menyerahkan
sebanyak 384 buku sertipikat milik petani Karet NK (Non Kelas) kepada Bupati
Pandeglang secara simbolik dan ditindak lanjutkan diserahkan lagi kepihak PTP Nusantara
VIII Sanghyang Damar dan diterima oleh ADM Ir.Kankan.R.Iskandar.
Dan jumlah 384 buku Sertipikat
tersebut, yang baru ditebus oleh pemiliknya sebanyak 320 buku sertipikat dengan
rincian untuk Kecamatan Munjul sebanyak 216 buku sertipikat, Pagelaran sebanyak
65 buku sertipikat, Cigeulis sebanyak 39 buku sertipikat dan sisanya sebanyak
64 buku sertipikat masih ada di PTP Nusantara -VIII Sanghyang Damar. Sedangkan
pada acara serah terima buku sertipikat sebanyak 384 buku sertipikat tersebut,
terdapat sebanyak 121 buku sertipikat dianggap masih bermasalah sehingga untuk
sementara penyerahannya ditunda diantaranya milik oknum pejabat yang ada di
eksekutif dan legislatif.
Kemudian dan 64 buku sertipikat
yang belum ditebus terdapat 20 buku sertipikat diketahui telah berpindah tangan
ke oknum pejabat yang ada dieksekutif dan legislatif, dimana menurut pihak PTP Nusantara-VIII
Sanghyang Damar berpindah tangannya buku-buku dimaksud berkat adanya kerja sama
oknum pejabat dimaksud dengan oknum yang ada di PTP Nusantana-VIII Sanghyang
Damar, dengan dalih dipinjam dulu untuk
pengamanan diantaranya oknum Camat Munjul berinitial Drs. H. Skd,MM. Sedangkan
ke-20 buku sertipikat dimaksud seluruhny milik petani warga masyarakat Desa
Cipinang yang pada waktu ita masih masuk wilayahnya Kecamatan Munjul.
Selanjutnya ke-20 buku sertipikat
tersebut dianggunkan kedua Bank dengan rincian 15 buku sertipikat berada di
Bank Bumi Daya Cilegon, 4 buku sertipikat di BTU Cianjur dan I buku sertipikat Dampak dan hal tersebut maka
khususnya kasus kapling PIR Karet dan Sawit yang di Desa Cipinang Kecamatan
Angsana hingga kini masih bermasalah, dan permasalahannya bahkan sudah secara
berulang-kali dibahas khususnya untuk 60 buku sertipikat yang ada ditangannya
Sdr.Zaenal Huri (Enjen) di DPRI) Kabupaten Pandeglang, dengan melibatkan semua
unsur terkait termasuk Kepala Kantor BPN Kabupaten Pandeglang yaitu Boediharto
yang dua hari menjelang beliau pensiun dengan didamping Kasi HTPT BPN Arief Hartono
yaitu pada tgl 25 September 2012.
250
Sertipikat Prona Warga Tanjung Jaya Raib?
Aneh bin ajaib, jika sebanyak 250
buku sertipikat prona TA. 1985/1986 milik warga masyarakat Tanjung Jaya
Kecamatan Panimbang, dikatakan bisa terselib dan hilang dan kantor BPN
Kabupaten Pandeglang hmgga mengundang tanda tanya dan penyelusuran pun
dilakukan, maka terkuaklah bahwa buku-buku sertipikat tersebut tanpa setahu
pemiliknya telah berpindah tangan dan kantor BPN Kabupaten Pandeglang
kebeberapa pengusaha yang diduga statusnya dirubah menjadi tanah HGU dan juga
Bank. Jelas Kepala Desa Tanjung Saya Kecamatan Panimbang yang pada waktu itu dijabat
oleh Warsa.
Disamping itu ada hal yang lebih
anehnya lagi justru dan 250 buku sertipikat tersebut terdapat 57 buku
sertipikat atas nama warga masyarakat kodya Cilegon Banten, tambah Warsa maman
anggota TNI AD sambil menjelaskan bahwa 250 buku sertipikat prona tersebut
diterbitkan diatas tanah seluas 4462 Ha, meliputi pinggiran pantai yang
sebagiannya masuk kawasan wisata Tanjung Lesung yang dikelola oleh PT.Banten
West Java dibawah pimpinan Purnomo, dimana menurut SK kepemilikannya areainya
seluas 1500 Ha. Tapi yang baru berhasil dibebaskan pada waktu itu hanya seluas
1100 Ha danjuga termasuk areal tanah warga masyarakat yang belum dibebaskan,
tapi sudah di plot masuk dalam areal yang seluas 1100 Ha.
Kepala kantor BPN Kabupaten
Pandeglang pada waktu itu dijabat oleh Drs.H.Suparta Wijaya, ketika
dikomfirmasikan ternyata tidak bersedia ditemui hingga permasalahan raibnya 250
buku sertipikat dimaksud jadi kabur dan mengundang timbulnya berbagai dugaan
mungkin dikarenakan adanya keterlibatan orang dalam dan pihak BPN Kabupaten
Pandeglang. Informasi ini juga telah pernah kami sampaikan kepada Kepala Kantor
BPN Kabupaten Pandeglang yaitu Boediharto, dan jawabannya hanya terima kasih
atas infonnasikannya dan akan dijadikan bahan masukan untuk dikoordinasikan ke
para Stapnya.
Kemudian terkait dengan tanah HOU
PT.Parama Nugraha yang lokasinya diwilayah Kecamatan Cigeulis yang kabarnya
diterlantankan, apakah oleh pihak BPN Kabupaten Pandeglang HGU-nya telah
dicabut? Jika sudah berarti tanah tersebut statusnya bisa menjadi Tanah
Cadangan Negara (TCN), yang suatu waktu bisa diusulkan untuk digunakan bagi
kepentingan pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang.
Demikian surat data ini kami
sainpaikan, dan terima kasih atas perhatiannya.
berada ditangan salah seorang oknum pejabat terjadi disekitar Agustus
1999. (Red/jhon bayanta)
Komentar
Posting Komentar